Sejarah Penemuan Ribosom

Awal mula penemuan ribosom dipelopori oleh G. Garnier yang melaporkan bahwa sel kelenjar eksokrin mengandung komponen basofil yang banyak. Substansi ini diwarnai dengan pewarnaan basa. Kemudian Garnier member nama substansi tersebut ergastoplasma atau cairan kerja. Ergastoplasma sering dijumpai pasda sel – sel dengan tingkat metabolisme tinggi. Dengan penemuan mikroskop electron, para ilmuwan mendapati bahwa ergatoplasma merupakan sejumlah granula dengan ukuran 20 nm dan sering ditemukan di membran reticulum endoplasma.
Kemudian, proses kemajuan dalam memahami struktur ribosom secara terperinci, tidak datang dari pengamatan dengan mikroskop elektron tetapi dari analisis komponennya dengan ultrasentifugasi.  Perkembangan teknik ultrasentrifugasi yang dimotori oleh Theodor Svedberg (Swedia) sekitar 1925 – 1930-an berhasil menentukan laju sedimentasi protein.  Penemuan Svedberg ini kemudian dijadikan sebagai satuan ribosom yang disingkat (s). Sebagaimana mikroskop elektron sebagai landmark bagi perkembangan sitologi, ultrasentrifugasi adalah landmark bagi biokimia. Konvergensi dan komplementasi keduanya menyatukan hasil-hasil pengamatan struktur sel (dalam hal ini organel sel) yang dikombinasikan dengan proses-proses biokimia yang terjadi di dalamnya. Kegemilangan teknik sentrifugasi dilakukan oleh Albert Claude antara 1940 – 1950-an untuk mengisolasi fraksi subselular. Keduanya mendasari kelahiran biologi sel modern.
Pemahaman mengenai struktur ribosom kemudian dikembangkan secara berangsur-angsur lebih dari 50 tahun. Pada tahun 1940 dan 1950, mikroskop elektron menunjukan bahwa ribosom bakteri berbentuk oval dengan ukuran 29 nm x 21 nm, lebih kecil dari ribosom eukariot, dan bermacam-macam ukuran kecil tersebut bergantung pada spesiesnya dengan ciri-ciri sekitar 32 nm x 22nm. Dalam pertengahan 1950an penemuan ribosom adalah pada daerah sintesis protein yang di stimulasi percobaan untuk menggambarkan struktur partikel ini dengan lebih detail.
STRUKTUR RIBOSOM
Ribosom berupa organel kecil berdiameter antara 17-20 µm yang tersusun oleh RNA ribosom dan protein. Ribosom merupakan tempat sel membuat atau mensintesisi protein. Sel yang memiliki laju sintesis protein yang tinggi secara khusus memiliki jumlah ribosom yang sangat banyak. Ribosom ada yang terdapat bebas di sitoplasma atau melekat pada retikulum endoplasma, yang disebut RE kasar.
Pada saat sintesis protein ribosom mengelompok menjadi poliribosom (polisom). Sebagian besar protein dibuat oleh ribosom bebas akan berfungsi di dalam sitosol. Sedang ribosom terikat umumnya membuat protein yang dimasukkan ke dalam membran, untuk pembungkusan dalam organel tertentu seperti lisosom atau dikirim ke luar sel. Ribosom bebas maupun terikat secara struktural identik dan dapat saling bertukar tempat. Sel dapat menyesuaikan jumlah relatif dari masing-masing jenis ribosom begitu metabolismenya berubah.
Ribosom memiliki dua komponen utama yang disebut subunit besar dan subunit kecil. Kedua unit datang bersama-sama ketika ribosom siap untuk membuat protein baru. Kedua subunit terdiri dari untai RNA dan protein yang beragam. Dua sub unit ini saling berhubungan dalam suatu ikatan yang distabilkan oleh ion magnesum.


a.      a. Subunit besar – subunit besar berisi lokasi di mana ikatan baru yang dibuat saat membuat protein. Hal ini disebut “60S” dalam sel eukariotik dan “50S” dalam sel prokariotik.
b.      b. Subunit Kecil – Subunit kecil sebenarnya tidak terlalu kecil, hanya sedikit lebih kecil dari subunit besar. Hal ini bertanggung jawab untuk aliran informasi selama sintesis protein. Hal ini disebut “40S” dalam sel eukariotik dan “50S” dalam sel prokariotik. Huruf “S” dalam nama subunit adalah satuan ukuran dan singkatan unit Svedberg.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbandingan Sistem Syaraf antara Pisces, Amphibi, Reptil, Aves dan Mamalia

Penerapan Listrik Statis dalam Kehidupan Sehari-hari